GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan
merupakan sebuah proses perubahan menuju ke hal-hal yang lebih sempurna, sebuah proses yang
bertahap, berkesinambungan dan menyeluruh baik fisik maupun psikis, jika ada
satu tahap dari ketiga proses ini terputus atau tidak dilalui dengan baik, maka
itu disebut penyimpangan perkembangan. Proses perkembangan individu dimulai
sejak tahap pra konsepsi, kehamilan, kelahiran, bayi, kanak-kanak awal dan
akhir, remaja awal dan akhir, dewasa sampai meninggal. Pada setiap tahap
perkembangan terdapat faktor resiko dan faktor kerentanan akan terjadi
penyimpangan perkembangan. Hal ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh faktor
nutrisi, orangtua, keluarga terdekat dan lingkungan sekitar.
Apa itu Hambatan/Gangguan pada Perkembangan Anak?
Hambatan perkembangan adalah
permasalahan anak yang mengalami gangguan perkembangan dan mempunyai kesulitan
untuk berkembang secara optimal, padahal di sisi lainnya anak bisa berkembang
secara normal dan sangat cerdas diatas rata-rata,oleh sebab itu orangtua harus
menyadari hal ini sejak dini.
Bagian-bagian yang biasanya tidak
berkembang dengan baik pada umumnya adalah:
- Gerakan fisik (koordinasi), pola geraknya terganggu,
- Perilaku (psikis) terhambat,
- Visual-motoriknya terganggu,
- Proses auditorinya terganggu,sehingga pemahaman bahasa terhambat,
- Persepsi dan Motorik yang berhubungan langsung dengan sensori (Pemberian respons).
Macam-macam
Gangguan Perkembangan Anak
Jenis gangguan perkembangan pada anak
diantaranya adalah:
- Cerebral Palsy ( CP ), ini adalah kecacatan fisik yang disebabkan oleh keruskan otak yang bisa terjadi selama hamil, pada saat persalinan atau setelah beberapa hari bayi lahir.
- Autisme, jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak yang mangakibatkan gangguan/keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial. Kondisi seperti itu tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan anak, baik fisik maupun mental.
- Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD) adalah ketidakmampuan memusatkan perhatian, impulsivitas dan hiperaktifitas yang tidak sesuai dengan perkembangan anak.
- Keterbelakangan mental (Mental Retardetion), adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (berprililaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 10 tahun.
- Conduct Disorder, adalah
satu kelainan perilaku yang mana anak sulit
membedakan benar salah, baik buruk; sehingga anak merasa tidak bersalah walaupun dia sudah berbuat kesalahan.
Penyebab Keterlambatan Perkembangan
Penyebab dari gangguan perkembangan anak bisa
bermacam-macam, antara lain adalah:
- Adanya polusi udara, ini tergantung seberapa parah polusi udara disekitar ibu dan anak,
- Adanya faktor keturunan/genetik,
- Adanya gangguan metabolisme pada anak,
- Adanya infeksi yang dialami anak pada waktu bayi,
- Ibu pernah minum obat-obatan sewaktu hamil atau hamil muda,
- Ibu terkena infeksi semasa kehamilan,
- Ibu makan makanan laut yang terkontaminasi saat kehamilan dll.
Tentu saja resiko-resiko ini dapat kita
perkecil, bila kita mengerti dan mengetahui penyebabnya, sehingga kita bisa
minta pertolongan dokter-dokter yang bergerak khusus bidang preventif atau
pencegahan yang menyangkut permasalahan ibu dan anak.
Melakukan Observasi/Deteksi Dini
Hal-hal yang harus kita ketahui, agar
dapat secepatnya membantu anak yang mengalami gangguan/keterlambatan dalam
perkembangannya;
- Harus bisa melihat perubahan/kelainan tingkah laku pada bayi/anak;
- Mengenal dan mengetahui tahap perkembangan motorik halus dan kasar anak, apakah sudah sesuai usianya, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat;
- Mengenal dan mengetahui proses perkembangan daya tangkap dan pemahaman (kemampuan persepsi) anak, apakah sudah sesuai dengan proses perkembangan motorik dan hubungannya dengan sensori anak yang seharusnya.
Tanpa deteksi yang tepat dan benar, maka
bantuan pun sulit untuk dirancang dan dijalankan , agar anak bisa mencapai
perkembangan yang sudah ditargetkan. Memang untuk dapat menentukan hal seperti
ini sebaiknya orangtua lebih tanggap untuk segera mencari opini-opini lain
seperti misalnya dari Dokter Spc anak, Dokter THT, Dokter Mata, Psikiater Anak,
Terapist dll.